Pak Margono Suka Membantu Orang Miskin dan Orang yang Membutuhkan.

Tri Haryanto, Swasta, Kartasura 

Pak Margono adalah seorang muslim yang rajin ibadah dan dermawan. Kedermawanan beliau diakui oleh kawan dan lawan. Uluran tangan Beliau menyenangkan  orang miskin dan meringankan orang yang membutuhkan. Belum saya ketemui selama ini orang yang saya kenal sedermawan beliau. Banyak anak dari keluarga miskin yang beliau biayai sekolah sampai selesai. Tidak sedikit orang yang kesusahan beliau bantu tanpa menharap balasan. Banyak orang yang datang kepada Beliau untuk hutang uang atau barang, beliau kasih hutangan. Bahkan tidak sedikit orang yang dibebaskan dari tanggungan hutangnya. Sifat dermawan dan suka membantu orang lain merupakan karakter yang menonjol pada kepribadian Bapak Margono.

Cukup lama saya berdampingan dengan beliau. Ketika itu saya masih tinggal di Pabelan, Saya bersama Beliau mendirikan Forum Komunikasi Remaja Masjid Desa Pabelan (FKRM Desa Pabelan). Saya sebagai ketua dan beliau sebagai pembina. Nampak sekali perang aktif beliau dalam  membina generasi muda. Para generasi muda dibina supaya tidak terpengaruh oleh pergaulan yang jelek. Mereka di ajak main sepak bola, dibelikan bola, dikasih kostum dan dilatih oleh beliau sendiri. Selain diajak main sepak bola, mereka diajak pengajian dan beliau sendiri yang membimbingnya.
Selama saya bersama beliau, saya merasakan sendiri kepedulian beliau terhadap generasi muda. Dengan pikiran dan hartanya, beliau membimbing dan membina generasi muda Desa Pabelan. Sifat kepedulian terhadap pembinaan generasi muda merupakan karakter kedua yang menonjol dalam kepribadian Bapak Margono.

Masjid merupakan rumah kedua beliau. Dalam aktifitas keseharian beliau tidak bisa dilepaskan dari masjid. Sebagian waktu beliau dihabiskan di masjid. Sholat fardhu selalu ditunaikan di masjid, sholat sunnah selalu ditegakan, Dzikir dan wirid  menjadi bagian nafasnya. Kalau beliau sudah dzikir tak kenal waktu. Sehingga seseorang  ketika mencari beliau tidak ada dirumah, bisa dipastikan sedang berdzikir di masjid. Rajin ibadah merupakan karakter menonjol dalam kepribadian Bapak Margono.

Saya memiliki kisah dengan Belaiu yang sampai sekarang tak terlupakan.
Waktu itu saya belum mempunyai penghasilan tetap, rumah masih mengontrak. Ketika istri saya mau melahirkan, saya tidak punya cukup uang. Padahal istri harus opname dirumah sakit, karena tidak bisa ditangani secara normal oleh bidan.
Setelah anak saya lahir dan mendapatkan perawatan dirumah sakit, akhirnya diperbolehkan untuk dibawa pulang. Tetapi saya tidak punya cukup uang untuk membayar biaya dirumah sakit. Saya sempat bingung, dimana saya harus mencari pinjaman. Akhirnya saya memutuskan untuk menemui beliau untuk meminjam uang.  Setelah saya datang kerumah beliau, disambut dengan hangat.
Saya mencoba bicara kepada beliau, "Pak, kalau berkenan saya mau pinjam uang untuk biaya kelahiran anak saya!"
Bapak  Margono, "Kapan Anakmu lahir?"
"Tiga hari yang lalu" jawabku " Pak, saya mau pinjam uang, tapi nggak tahu kapan bisa bayarnya, mungkin bisa membayarnya dengan mencicil"
"Memang berapa yang dibutuhkan" saut Pak Margono
"Habisnya satu juta enam ratusan, tapi masih kurang satu juta" jawabku
"entar...." , beliau berdiri lalu masuk keruang dalam.
" Ini uangnya...". beliau menyodorkan uangnya kepada saya
"Jazakumullah Khoiron..." sambil air mata saya menetes uangnya saya terima
Selang beberapa bulan saya baru mempunyai uang lima ratus untuk membayar cicilan hutang. Saya datang ke toko Beliau untuk membayar hutang.
"Assalamu'alaikum", saya menyapa dari luar
"Wa'alaikumus salam" Beliau menjawab salamku " Ayo, duduk sini"
"Ya, Pak"
" Gimana kabar anaknya" beliau menanyakan kabar anak saya
"Alhamdulillah sehat"
"Maaf, Pak. Saya datang kesini mau memcicil hutang saya" sambil saya sodorkan uang lima ratus ribu  " Tapi baru bisa membayar lima ratus ribu, yang sisanya lain waktu ya, Pak!"
Uangnya ia pegang lalu disodorkan ke saya lagi," Uang ini untuk anakmu, yang sisanya dianggap lunas, Doakan saja! supaya saya menjadi ahli shodaqoh"
Saya tidak bisa berkata apa-apa, air mata menetes membasahi pipiku. Lalu ku ucapkan " Allahumma Baariklahu wan fima rozaqtahu warhamhu- Ya Allah, barokahilah dia dan rejeki yang Engkau berikan padanya, serta rahmatilah dia-"
"doakan saja biar saya menjadi orang yang suka bershodaqoh" tambah Beliau
"Jazakumullahu Khoiron, semoga Allah menjadikan Anda ahli shodaqoh" sahutku
"Amiin" Beliau mengamini
Lalu saya minta pamit, "Kalau begitu saya minta pamit dulu, Pak. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam" jawab beliau

Kisah diatas adalah salah satu dari sekian kisah yang menunjukan kederwaan beliau yang suka membantu orang mikin dan orang yang membutuhkan.